Help out with disaster relief efforts in THE WORLD. Donate now in Budha name

Don't have a PayPal account Sign Up Here

Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.
111

Kamis, 29 Januari 2009

DOA (THIAM HIO) DI VIHARA, DI RUMAH DAN LAIN-LAIN

Tahap-tahap berdoa (thiam hio) di vihara, di rumah dan lain-lain, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa (Thi Kong), kepada para Buddha/ Bodhisattva atau para Dewa:

1. Membersihkan diri, minimal mencuci tangan dan berkumur.

2. Menghadap altar yang di puja: wensin,

3. Nyalakan hio/ dupa.

4. Dengan tangan memegang hio/ dupa, berlutut/ berdiri di atas lutut,

Namaskara/ pai kui (3x):

Namaskara/pai kui pertama:

Saat dahi menyentuh bumi ucapkan:

aku berlindung kepada Buddha/ Namo Buddhaya”.

Namaskara/ pai kui kedua:

Saat dahi menyentuh bumi ucapkan:

aku berlindung kepada Dharma/ Namo Dharmaya”.

Namaskara/ pai kui ketiga:

Saat dahi menyentuh bumi ucapkan:

aku berlndung kepada Sangha/ Namo Sanghaya”.

♦ Ditutup dengan mengucapkan:

aku berlindung kepada Amitabha Buddha/

Namo Amitabha Buddhaya/ Namo Oh Mee Toh Fo”.

(Catatan: Setiap namaskara / pai kui selalu menyebut Namo Buddhaya, Namo Dharmaya, Namo Sanghaya, Namo Amitabha Buddhaya. Untuk lebih jelas perihal namaskara/ pai kui dapat dilihat pada Buku Apa yang harus diketahui oleh Umat Buddha Mahayana (1) bab II.3 Tata cara sembahyang)

5. Mengundang kehadiran-Nya: dengan sujud kami mengundang kehadiran… (nama yang dimuliakan) untuk hadir disini (3x).

6. Memuliakan nama yang dipuja/ vandana

7. Membaca mantra dan sutra yang dikehendaki,

8. Doa pribadi,

9. Membangkitkan tekad

10. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.

11.Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai kui (3x)

Catatan :

1. Bila keadaan memungkinkan lebih baik sembahyang dengan menggunakan hio/ dupa (hio dipegang di tangan) dengan sikap berdiri di atas lutut. Jika tidak memungkinkan/ cukup hanya dengan berdiri di atas lutut tanpa memegang hio.

2. Dalam melaksanakan doa keinginan pribadi, lebih baik kita mempersembahkan lilin/ pelita, saat menyalakannya berdoa:

Kami persembahkan penerangan ini kepada Kwan She Im Po Sat dan para Dewa Pelindung Dharma yang penuh welas asih, terangilah perjalanan hidupku atau semoga………..(doa pribadi), di tutup dengan membaca “Om Vajra Aloke Ah Hum” (3x)

1 Doa Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Setelah bernamaskara/ Pai kui 3x, sambil memegang dupa/ hio:

1. Mengundang kehadiran-Nya: dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran……… (nama yang dimuliakan) untuk hadir di sini (3x).

2. Memuliakan nama yang dipuja/ vandana: Namo Tie Ie Wei Te Chen Chiu Cung She ta Kung Te Thian(3x),

3. Membaca mantra dan sutra yang dikehendaki,

a. Mantra ke sepuluh dari sepuluh Mantra Pendek 3x (SRIDEVI(SUDEVI) DHARANI/ SAN NI THIEN COU)

b. Mantra Tujuh Buddha Penghapus dosa untuk menghapus kesalahan yang tidak disengaja 7x/ 12x/ 49x. (SAPTA ATITABUDDHA KARASANIYA DHARANI/ CHI FO MIE CUI CEN YEN)

c.Trisarana:

Dalam Bahasa Sansekerta:

Namo Buddhaya,

Namo Dharmaya,

Namo Sanghaya,

Namo Amitabha Buddhaya. (3x) Svaha.

Dalam Bahasa Mandarin:

NA MO FU TO YEH,

NA MO TA MO YEH,

NA MO SENG CHIEH YEH,

NA MO OH MI TO FO (3X),sa po ho.

d.Bila perlu dapat ditambah dengan mantra:

· Maha Karuna Dharani/ Ta Pei Cou 5x

· Prajnaparamita Hrdaya Sutra 1x (Po je po lo mi to hsin ching)

· Mantra Bodhisattva Tangan Seribu 12x/ 27x/ 49x/ 108x (mantra ke-4 dari Sepuluh Mantra Pendek: Mahacundi Dharani/ Cuen Thi Sen Cou)

4. Doa pribadi/ doa cinta kasih/ membangkitkan tekad, contoh:

Kupersembahkan dupa ini ke hadapan Hyang Tathagata/ Tuhan Yang Maha Esa (Namo Tie Ie Wei Te Chen Chiu Cung She ta Kung Te Thian),

Para Dewa Naga, Dewa Pelindung Dharma, Lindungilah perjalanan hidupku.

Makhluk-makhluk manapun juga yang hadir di sini, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat: semoga semuanya hidup dalam keberuntungan dan kebahagiaan; semoga semuanya terbangkit sifat-sifat yang baik; dijauhi dari perasaan iri hati , benci, dendam, rakus, cemburu, curiga, kejam, sombong dan malas; semoga semuanya hidup dalam cinta kasih dan kasih sayang, semoga semuanya hidup tentram dan damai. Semoga orang-orang yang berniat jahat dijauhi dari diriku.

Aku bertekad menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya, aku bertekad menjadi manusia berguna, aku bertekad tidak berbuat jahat dan bodoh lagi, aku bertekad membahagiakan orang-orang yang kukenal, aku bertekad dengan segenap jiwa dan raga untuk terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

Aku memohon…………………….(doa pribadi).

5. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.

6. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai Kui (3x).

2 Doa Kepada Para Bodhisattva Mahasattva

Setelah bernamaskara / pai kui 3x, sambil memegang dupa/hio:

1.Dengan berdiri di atas tumpuan lutut, mengundang kehadiran-Nya: kami mengundang kehadiran………(Bodhisattva/ Mahasattva) untuk hadir di sini (3x).

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana (3x),

3. Baca mantra dan sutra atau berBuddha Smrti/Nian Fo.

4. Doa pribadi kepada para Bodhisattva mahasattva, contoh:

Saya memohon di hadapan –Mu, semoga………….(diulang 3x,5x,7x,10x). Atau: Para Bodhisattva Mahasattva tolonglah saya, agar dapat segera keluar dari kesusahan……

Untuk itu aku bertekad melakukan seribu kali kebaikan. Semoga tercapai hendaknya.

5. Setelah berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.

6. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/Pai kui(3x)

Catatan:

Dalam keadaan susah,anda dapat memohon pertolongan kepada Kwan She Im Po Sat (lihat bab III) Untuk itu, silahkan Anda membaca Kitab Suci Kabar Kegaiban Kwan She Im Po Sat/ Phu Men Pin dan berdoalah sesuai dengan kebutuhan pribadi.

3 Doa Kepada Panglima Langit Pelindung Dharma

3.1. Pagi Hari: Doa kepada Wei To Phu Sa

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x, sambil memegang dupa/hio:

1. Mengundang Wei To P’u Sa:

Dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Dewa Pelindung Dharma dari Langit (Wei To P’u Sa ) 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana:

Yang dimuliakan Dewa Pelindung Dharma dari Langit (Bodhisaatva Wei To / Namo Wei To Tien Chiang P’u Sa) 3x

3. Baca mantra dan sutra :

SRIDEVI (SUDEVI) DHARANI (Mantra ke-10 dari Sepuluh Mantra Pendek: SAN NI THIEN COU) 3x/ 5x/ 7x/ 12x/ 21x/ 49x/ 88x/ 108x.

4. Doa pribadi

5. Memuja /Gatha Pujian:

Panglima Langit Wei To, manifestasi dari Buddha (Wei To Tien Chiang, P’u Sa Hua Shen)

Janji setianya melindungi pelaksana Buddha Dharma (yung hu Fo Fa shih hung shen)

Memegang senjata menaklukan panglima iblis (Pao ch’u chen mo chun)

Jasa dan pahala-Nya luar biasa, dapat menjadi teladan bagi banyak orang (kung te nan lun, ch’i tao ch’un hsin)

Pelaksana Dharma Bodhisattva Mahasattva Mahaprajnaparamita (Na mo p’u yen p’u sa mo ho sa, mo ho po je po lo mi).

6. Membangkitkan 5 tekad:

Aku bertekad menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya,

Aku bertekad menjadi manusia berguna,

Aku bertekad tidak berbuat jahat dan tidak bodoh lagi,

Aku bertekad membahagiakan orang-orang yang kukenal,

Aku tertekad dengan segenap jiwa raga terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

7. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.

8. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai kui (3x).

3.2. Malam hari: Doa kepada Para Kalama Bodhisattva

(Delapan Belas Pelindung Dharma/ Chie Lan Sen Cung Phu Sa)

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x, sambil memegang dupa/ hio:

1. Mengundang Para Kalama Bodhisattva (Delapan Belas pelindung Dharma/ Chie Lan Sen Cung Phu Sa)

Sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Para Kalama Bodhisattva( Delapan Belas Pelindung Dharma/ Chie Lan Sen Cung Phu Sa) 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana:

Yang dimuliakan Para Kalama Bodhisattva (Delapan Belas Pelindung Dharma/ Na mo Chie Lan Sen Cung Phu Sa) 3x

3. Baca mantra dan sutra:

Maha Karuna Dharani (Ta Pei Cou)

Prajnaparamita Hrdaya Sutra (Po je po lo mi to hsin ching)

♦ Mantra ke-9 dari sepuluh Mantra Pendek (SUKHAVATIVYUHA DHARANI/ WANG SEN CING THU SEN COU) 3x/ 5x/ 7x/ 12x/ 21x/ 49x/ 88x/ 108x.

4. Doa pribadi

5. Gatha Pujian:

Para Kalama Bodhisattva, Pelindung Dharma, Penjaga Vihara (Ch’ieh Lan chu che ho szu wei ling)

Berikrar mendukung pelaksana Buddha Dharma, mellindungi kerajaan Dharma (Ch’in ch’eng Fo ch’ih kung shu ch’eng, yung hu Fa wang ch’eng)

Menghancurkan penghalang yang ada, menciptakan tempat menjadi tentram dan damai (wei han wei p’ing, fan ch’a yung an ning).

Yang dimuliakan kumpulan para pelndung Dharma Bodhisattva Mahasattva Maha Prajnaparamita.( namo Hu Fa Tsang P’u Sa Mo Ho Sa, Mo ho po je po po mi).

6. Membangkitkan 5 tekad:

Aku bertekad menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya,

Aku bertekad menjadi manusia berguna,

Aku bertekad tidak berbuat jahat dan bodoh lagi,

Aku bertekad membahagiakan orang-orang yang kukenal,

Aku bertekad dengan segenap hati dan jiwa dan raga terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

7. Selesai berdoa,berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah kehendaknya.

8. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara / Pai Kui (3x).

4 Doa kepada Dewa Empat Muka/ Si Mian Fo

SEJARAH

Jauh 5000 tahun yang lalu di India berkembang keyakinan/ kepercayaan bahwa di dunia ini ada Tiga Maha Raja Dewa yang menguasai dunia, yaitu:

Dewa Brahma disebut juga Dewa Pencipta semua benda-benda langit dan bumi;

Dewa Wisnu disebut juga Dewa Pemelihara semua benda-benda langit dan bumi;

Dewa Syiwa di sebut juga Dewa Penghancur semua benda-benda langit dan bumi.

Agama Buddha berasal dari India, Hyang Buddha bersabda di dalam ayat kitab suci, bahwa ada Maha Raja Dewa yang disebut Brahmasaham Dipati (Da Fan Thian Wang/ Si Da Thian Wang), yang dapat melindungi, membantu, mendukung para pelaksana Dharma di semua penjuru dunia ini, yang disebut juga Dewa Pelindung Dharma.

Oleh karena itu, di India dibentuklah rupang Maha Raja Dewa Empat Muka (pakai kumis) dengan delapan tangan saktiNya, yang saat sekarang sedang popular, disebut Si Mian Foo. Si Mian Foo bukan berarti Buddha bermuka empat, melainkan berarti Raja Dewa Empat Muka, Orang suku Hakka/ Ke Ren menyebut dengan istilah Thian Shen.

URAIAN

Rupang Si Mian Foo dibuat bermuka empat, dengan pengertian Raja Dewa ini dapat :

♦ membantu umat yang sujud yang datang dari empat penjuru dunia, baik dari timur, selatan, barat, utara, agar tercapai keinginannya,

menegakkkan keadilan,

penuh cinta kasih, belas kasihan, empati dan ketenangan batin (metta, karuna, mudita, upeksha).

DELAPAN TANGANNYA MEMEGANG PUSAKA SAKTI

1. Kitab sakti, melambangkan kebijaksanaan yang sesungguhnya

2. Kulit keong Sakti, melambangkan pemberi keberuntungan

3. Aksamala/ Tasbeh Sakti/ Nian Cu, melambangkan tumimbal lahir ( perjalanan hidup manusia di dunia ini selalu berputar).

4. Pot Bunga Sakti, melambangkan air berkah

5. Tangan Mudra Sakti, melambangkan pemberi berkah

6. Tongkat Sakti, melambangkan keberhasilan/ kepemimpinan

7. Roda Terbang sakti, melambangkan dapat menghancurkan segala gangguan, baik rasa kesal, jengkel, gangguan orang jahat, gangguan iblis dan gangguan lingkungan dan lain-lain

8. Mustika Sakti, Melambangkan daya kemampuan dan kekuasaan.

MANFAAT BERDOA, MEMBERIKAN PERSEMBAHAN DAN BERSEMBAHYANG

Pada umumnya orang berdoa/ bersembahyang mempunyai tujuan untuk menambah keberuntungan dan kebijaksanaan. Hal ini tidak salah, bahkan sesuai dengan ayat kitab suci sembahyang, yaitu “PENUH KEYAKINAN DAN BERLINDUNG DI ALTAR MENAMBAH KEBERUNTUNGAN DAN KEBIJAKSANAAN YANG SESUNGGUHNYA (TAN XIN GUI YI ZHEN FU HUI)”.

Keyakinan tersebut tentu harus dilandasi dengan ajaran Buddha, yaitu semua yang terjadi dalam hidup ini bersumber dari perbuatan sendiri yang lalu maupun yang baru. Perbuatan baik menghasilkan keberuntungan, perbuatan jelek dan bodoh menghasilkan penderitaan.

Perbuatan baru (sebab) dapat menciptakan kondisi atau jodoh yang baru. Hasil/ buah karmanya akan diterima oleh kita sendiri. Oleh karena itu, wahai Anda yang bersembahyang kepada Si Mian FOO, bangkitkan tekad untuk tidak berbuat jahat dan bodoh lagi, perbanyaklah perbuatan baik dan bajik, sucikan hati dan pikiran, maka Anda akan terbebas dari penderitaan, mendapat kesuksesan hidup dan keberuntungan hingga terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

MANTRA

Mantra yang di baca dapat dipilih salah satu dari mantra di bawah ini:

1. MANTRA BODHISATTVA TANGAN DAN MATA SERIBU

♦ Dengan segenap hati kubersujud kepada Yang Maha Sempurna. Kepala kuletakkan di bawah kaki-Mu. Saat sekarang aku memulaikan kebesaran-Mu.

♦ - Semoga dengan penuh cinta kasih Engkau memberkatiku.

♦ - [Semoga dengan penuh cinta kasih Enggau memberkati……..

(nama yang dimohonkan berkat-Nya)].

Namo saptanam samyak-sambuddha kotinam. Tadyatha Om, Cale cule cundi.Svaha. (12x, 27x, 49x, 108x, atau sebanyak-banyaknya).

2. MANTRA DEWA SHI MIAN FOO

Om karabindunatam uppannam brohmasahapatinama atikappe su, a, kate pancapatunam tisva namobuddhaya vandanam. Siddhi kiccam Siddhi kammam siddhi kariya tadakato siddhi teco jayoniccam siddhi labho nirantaram sabbakammam prasiddhime sabbasiddhi bhavantu.

CARA BERDOA

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x, sambil memegang dupa/ hio memuliakan-Nya dan berdoa:

(dimulai dari yang menghadap ke luar dan seterusnya, berputar sesuai dengan arah jarum jam)

♦ Dewa Empat Muka yang penuh cinta kasih/ maitri; atau

♦ Dewa Empat Muka yang penuh karunia/ karuna; atau

♦ Dewa Empat Muka yang penuh perhatian dan simpati/ mudita; atau

♦ Dewa Empat Muka yang penuh keseimbangan dan ketentraman/ upeksha)

Berkatilah kami…………(doa pribadi).

♦ Dilanjutkan dengan membaca mantra ke-1 atau ke-2 tersebut di atas.

♦ Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai Kui (3x)

(Yang terbaik adalah berdoa dengan membaca Mantra Bodhisattva Tangan dan Mata Seribu, mantra penghancur semua halangan dan kegelapan).

5 Doa Kepada Dewa Bumi

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x,sambil memegang dupa/ hio:

1.Mengundang Dewa Amurvabhumi

Dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Dewa Amurvabhumi 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan (Vandana/ Shen Hao):

Dewa Amurvabhumi 3x yang dimuliakan 3x

3. Baca mantra dan sutra:

- Na mo san man tou, mu thuo nan, an to lu to lu ti bwe sa pho he. (3x, 12x, 27x, 49x)

- Baca mantra ke-3 dari sepuluh mantra pendek 3x, 12x, 27x, 49x

(GUNARATNASILA DHARANI/ KUNG TE PAU SAN SEN COU)

Semoga aku bisa menjadi manusia yang berguna.

Semoga aku menjadi penyebab orang lain memperoleh keberuntungan

Semoga semuanya menyadari keberuntungan berasal dari perbuatan sendiri yang baik.

Semoga semua makhluk bisa bersama-sama berjuang menuju pantai bahagia

Semoga semua makhluk bergembira, hidup tentram dan damai

4. Doa Pribadi:

Dewa Amurvabhumi yang dimuliakan, penguasa tanah dan pelindung di bumi ini, mari bersama-sama membina diri di jalan ke-Buddhaan dan berkatilah kami…..,

5. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.

6. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai Kui (3x).

6 Doa Kepada Satyabudi Dharmapala Bodhisattva/KwanTi Kong

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x,sambil memegang dupa/hio:

1. Mengundang kwan Ti Kong: dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Kwan Ti kong 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana: Namo Satyabudi Dharmapala Bodhisattvaya/ Na mo Cie Lan Shen Cung Kwan Ti Kong Pu Sa (3x)

3. Baca mantra dan sutra:

♦Maha Karuna Dharani/ Ta Pei Cou

♦Prajnaparamita Hrdaya Sutra/ Xin Cing

♦Jvala Mahaugra Dharani/ Siau Cai Ci Siang Sen Cou 3x, 12x, 27x, 49x (mantra kedua dari Sepuluh Mantra Pendek)

4. Doa Pribadi: Kwan Ti Kong yang penuh kesetiaan dan berbudi bangkitkanlah kekuatan

Kami, agar kami bisa hidup penuh kesetiaan dan ingat budi, berkatilah kami……..

5. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah Hendaknya.

6. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk bersama-sama memasuki pintu

Kesucian Dharma, 8 penderitaan dan 3 kondisi keadaan lenyap sudah dalam lautan janji

Oh Mee To Fo (1x), kemudian namaskara (3x).

7 Doa Kepada Dewa Rezeki/ Chai Shen Ye

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x, sambil memegang dupa/ hio:

1. Mengundang Dewa Rejeki/ Chai shen Shen Cung Pu Sa

Dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Dewa Rejeki/ Chai shen shen

Cung Pu Sa 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana:

Dewa Rejeki yang dimuliakan/ Namo Chai Shen Shen Cung Pu Sa 3x.

3. Baca Mantra dan sutra:

♦ Maha Karuna Dharani/ Ta Pei Cou

♦ Prajnaparamita Hrdaya Sutra ( Po Je Po Lo Mi To Hsin ching )

♦ Mahacundi Dharani 12x/ 27x/ 49x/ 108x (mantra Bodhisattva Tangan Seribu/ mantra

ke-4 dari sepuluh mantra pendek/ Chuen Thi Sen Cou).

4. Doa pribadi:

Dewa Rezeki/ Chai Shen Shen Cung Pu Sa yang membawa kemakmuran dan keberuntungan yang dimuliakan oleh para Dewa, dengan keyakinan ini keberuntungan dan kemakmuran beserta diriku. Semoga keberuntungan, kemakmuran datang dari semua penjuru, terbukalah pintu rejeki dalam perjalanan hidupku. Semoga……..

5. Membangkitkan tekad:

♦ Aku bertekad menjalankan kewajibanku dengan baik dan dengan senang hati, walaupun belum tentu menyenangkan. Kutahu ini merupakan bagian dari perjalanan nasibku.

♦ Aku bertekad menjadi manusia berguna, sekecil apapun kebaikan yang kulakukan, dapat menambah keberuntungan hidupku.

♦ Aku bertekad tidak berbuat jahat dan bodoh lagi, sekecil apapun kejahatan yang kulakukan, dapat menambah penderitaanku yang baru.

♦ Aku bertekad membahagiakan keluargaku, demi kebahagiannya.

♦ Aku bertekad dilahirkan di Tanah Suci Surga Sukhavati.

6.Doa cinta kasih (lihat lampiran)

7.Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.

8.Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai Kui (3x).

3 Sepuluh Prasetya Besar dari Kwan She Im Po Sat

1. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,

Semoga aku cepat memahami semua Dharma

2. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,

Semoga aku secepatnya memperoleh mata kebijaksanaan

3. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,

Semoga aku cepat menyeberangkan semua makhluk

4. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,

Semoga aku secepatnya memperoleh Vailpulya (cara yang mudah) nan bijaksana

5. Namo Maha karuna Avalokitesvara,

Semoga aku secepatnya berlayar dengan perahu prajna

6. Namo Maha karuna Avalokitesvara,

Semoga aku secepatnya terlepas dari lautan samsara

7. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,

Semoga aku secepatnya dapat sila, Samadhi dan jalan Dharma

8. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,

Semoga aku secepatnya mendaki Gunung Nirvana

9. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,

Semoga aku cepat melakukan perbuatan tanpa pamrih

10. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,

Semoga aku cepat dapat menyatu dengan Buddha Dharma

Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) Gunung Golok, maka Gunung Golok itu akan segera hancur dan patah.

Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) cairan api, maka cairan api itu akan segera padam, layu dan kering.

Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) setan kelaparan, maka setan kelaparan akan segera memperoleh kepuasan.

Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) asura, maka sifat jahatnya segera akan luluh.

Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) binatang, maka sifat binatang akan segera dapat diatasi dan segera memperoleh kebijaksanaan maha besar

4 Arti Persembahan

4.1. ALOKE/ PENERANGAN:

Lampu penerangan yang dipersembahkan ke hadapan Buddha/ Bodhisattva/ Dewa Pelindung Dharma dan dibacakan ayat kitab suci/ mantra (terlebih lagi dibacakan oleh Arya Sangha, contohnya: lampu penerangan/ kwang ming ten yang dipasang di vihara pada upacara tertentu) bermanfaat utnuk memperoleh karma baik.

Api merupakan lambang dari semangat. Api dalam pengertian sakral dari getaran mantra/ dharani Hyang Buddha atau Bodhisattva dapat mengurangi/ membakar kekotoran batin dan dapat menerangi perjalanan hidup ini (menghapus keadaan suram menjadi terang), disebut juga Api Penerangan Hidup (Buddha, Dharma, Sangha sebagai pedoman hidup).

4.2. PUSPE/ BUNGA:

Bunga melambangkan ketidak-kekalan kehidupan di Svahaloka (dunia) ini, yaitu: tumbuh/ lahir, mekar/ tua, layu/ sakit dan lenyap/ meniggal dunia. Demikianlah sama halnya dengan bunga-bunga yang pasti akan layu, tubuh jasmani pun sebenarnya menuju kelapukan. Oleh karena itu, dikala masih sehat, orang harus selalu melakukan kebajikan untuk menumpuk karma yang baik, bagaikan bunga yang indah dipersembahkan kepada yang layak dipersembahkan. Bunga yang segar dan indah dipersembahkan di altar yang telah di nyalakan dupa, akan lebih banyak mengundang Dewa Pelindung Dharma untuk datang, terlebih lagi bila di bacakan ayat kitab suci.

4.3. ARGHAM/ AIR:air atau hasil bumi seperti biji-bijian merupakan lambang kehidupan dan kekuatan berkah dari pensucian kebodhian.

4.4. DUPA/ HIO/ KAYU GARU: mempersembahkan Dupa merupakan ungkapan pernyataan sikap yang tulus, sujud, dan memuliakan kebesaran Hyang Buddha dan Bodhisattva yang dapat membimbing umat ke arah kemajuan, ketentraman, kebijaksanaan dan sekaligus dapat mengundang datangnya para Dewa, Naga, Asura, Yaksa, Gandharva dan makhluk lainnya, yang mempunyai ikatan jodoh dengan Agama Buddha dan dengan diri kita serta tempat kita berada, sekaligus pula dapat menciptakan suasana khidmad/ sakral dan mistik.

Dupa melambangkan jasa dan kebajikan dari perbuatan baik tanpa pamrih/ paramita akan berbuah pahala yang berlimpah-limpah, bagaikan asap dupa yang dapat menyebar-luas.

4.5. NAIVIDYE: persembahan berupa:

MAKANAN BERGIZI ATAU OBAT-OBATAN

Dipersembahkan di altar Hyang Buddha/ Bodhisattva/ Dewa pelindung Dharma atau makhluk lainnya yang mempunyai ikatan jodoh dengan Agama Buddha, dengan diri kita serta tempat kita berada (ada sejenis dewata perlu sekali dengan obat-obatan/ makanan bergizi ini).

Merupakan wujud dari tekad yang kuat untuk menolong dan mengobati makhluk lainnya dengan mempersembahkan miliknya yang paling berharga. Terlebih lagi, bila dibacakan mantra maupun sutra akan menimbulkan getaran-getaran yang sulit di jelaskan dengan pikiran manusia biasa, Dewa penolong akan dekat padanya, sehingga dapat membawa kemajuan dalam pencapaian kebodhian.

4.5. BUAH-BUAH SEGAR/ MAKANAN: buah segar yang dipersembahkan di altar Hyang Buddha/ Bodhisattva/ Dewa Pelindung Dharma merupakan sikap pengorbanan yang tulus terhadap yang dipuja dan tekad mengabdikan diri kepada semua makhluk serta membagi hasil pahala kita kepada orang lain. Ada beberapa dari para makhluk suci (para dewa-dewi) hidup dari persembahan buah-buah segar dan makanan yang di persembahkan di meja altar. Mereka menerima persembahan tersebut dan akan melindungi kita dari gangguan-gangguan yang jahat serta dapat menimbulkan nilai-nilai kesakralan/ getaran suci.

4.6. RATNA/ MUSTIKA: merupakan ungkapan pengakuan umat, bahwa ajaran Buddha demikian berharga dan di dunia ini tiada yang dapat melebihinya. Dalam aliran Tantra, perihal ratna/ batu mustika sangat diutamakan. Contoh: batu akik, dan lain-lain.

4.7. Mustika: berasal dari lautan, melambangkan penerangan yang abadi, artinya Buddha Dharma tiada terbatas, dapat digunakan sebagai pedoman utnuk keluar dari roda samsara/ laut penderitaan.

4.8. PAKAIAN/ PERLINDUNGAN: dapat berupa pakaian yang di persembahkan maupun pakaian yang dipakaikan di rupang Buddha/ Bodhisattva; mengandung perngertian ajaran Buddha dapat melindungi umat yang penuh keyakinan dan saleh, sehingga terhindar dari gangguan makhluk-makhluk yang jahat; juga sebagai pernyataan perngharapan diri sendiri, agar selalu dilindungi, oleh para Buddha/ Bodhisattva.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar